Tuesday, February 21, 2006

Fokus Terhadap Target

Fokus terhadap target... Tahukah Anda, sebenarnya sebagian permasalah hidup kita adalah tidak fokus terhadap inti permasalahan. Dari ketidakfokusan ini, muncullah kesesatan, salah berprilaku, perselisihan dan banyak persoalan lainnya ditimbulkan oleh sikap kita yang tidak fokus terhadap target permasalahan!

Sebuah contoh kasus begini. Seorang isteri sedang memanggang paha sapi menggunakan oven dengan terlebih dahulu memotong-motong paha daging menjadi beberapa bagian. Sang suami melihat isterinya yang memotong-motong paha tersebut menanyakan mengapa sang isteri melakukan hal tersebut. Si isteri menjawab, itulah yang dicontohkan oleh ibunya dan dia merasa itulah yang terbaik (contoh dari ibu).

Tidak puas dengan jawaban itu mereka berdua kemudian menanyakabertanya ke sang ibu perihal tersebut. Ternyata si ibu menjawab bahwa ia melakukan itu karena meniru sang nenek, menurut sang ibu, itulah yang terbaik (memotong dahulu paha sapi Atas jawaban yang tidak memuaskan tersebut mereka berdua menanyak ke sang nenek alasan beliau melakukan hal tersebut. Sang nenek menjawab ia melakukan hal itu karena oven ia miliki terlalu kecil untuk bisa memanggang paha sapi yang sebegitu besar.

Sang isteri malu sendiri, karena seharusnya ia tidak perlu memotong-motong dulu paha tersebut, karena toh ia memiliki oven yang cukup besar untuk memanggang paha sapi tanpa harus memotong-motongnya terlebih dahulu.

Anda mungkin merasa remeh dengan cerita di atas. Tapi bagi saya pribadi, cerita di atas sebenarnya contoh kecil dari sebuah perilakuan yang tidak fokus terhadap permasalahan, sehingga mengabaikan solusi yang sebenarnya!

Dalam permasalahan hidup sehari-hari, kita sering kurang bisa melihat permasalahan secara menyeluruh sehingga tidak menemukan permasalahan intinya. Sebagai contoh tentang mencari kerja. Banyak orang (terutama para orang tua), sangat menginginkan anak-anak mereka menjadi pegawai negeri, "Pokoknya kamu harus menjadi pegawai negeri". Keinginan mereka yang demikian telah menjadi sebuah patokan mati bagi sang anak.

Sekarang cobalah kita melihat lebih jauh terhadap keinginan tersebut. Sebenarnya yang diinginkan si ortu adalah bagaimana agar kehidupan anak mereka lebih terjamin pada masa yang akan datang. Untuk cita-cita, seharusnya pekerjaan sebagai pegawai negeri tidak dijadikan sebagai satu-satunya alternatif. Terlalu banyak alternatif lain, bahkan yang lebih baik untuk mencapai jaminan hidup yang akan datang.

Dan sungguh sangat banyak contoh permasalahan yang timbul karena kebanyakan kita tidak fokus terhadap target. Anda dapat melihat sendiri pada apa yang telah Anda lakukan selama ini atau pada perilaku orang-orang sekitar kita, baik dalam bekerja, beribadah dan sebagainya.